10 Ikan Konsumsi Air Payau Paling Sering di Makan Manusia
Air payau adalah campuran antara air tawar dan air laut. Muara adalah tempat masuknya air sungai ke laut, sehingga muara menjadi tempat bercampurnya antara air tawar dan air laut. Kategori perairan air payau adalah air yang memiliki kandungan garam antara 0,5 sampai 30 gram per satu liter, selebihnya dan sekurangnya tidak termasuk air payau.
Tidak semua jenis atau spesies makhluk hidup begitu pun ikan dapat bertahan hidup di air payau. Pada ikan, hanya beberapa jenis atau spesies ikan yang hidup nyaman di air payau, namun ada pula beberapa spesies ikan air tawar dan air laut yang toleran terhadap air payau atau bisa hidup di air tawar dan air payau, dan di air laut dan di air payau.
Kini, beberapa jenis atau spesies ikan air payau telah banyak dibudidayakan oleh para peternak. Tentunya nilai ekonomi menjadi hal menggiurkan bagi para peternak karena kebutuhan pasar akan ikan konsumsi air payau semakin meningkat seiring pertumbuhan jumlah manusia itu sendiri.
Berikut 10 Ikan konsumsi air payau paling sering dimakan manusia:
1. Ikan Bawal
Ikan konsumsi air payau, Bawal - google img |
Ikan Bawal atau disebut juga dengan nama Pomfret (Internasional) adalah sebuah keluarga ikan yang memiliki sekitar 20 spesies. Ikan yang spesies terbesarnya dapat tumbuh hingga 1 meter ini telah menjadi ikan yang paling sering dikonsumsi oleh manusia. Ikan yang memiliki daging berwarna putih ini berasal dari perairan sekitar Samudra Atlantik, Samudra Hindia, dan Samudra Pasifik terutama di wilayah air payau kawasan Indonesia dan Hawaii. Kandungan yang terdapat dalam ikan bawal (per 100 gram) adalah:
- Fosfor (150 mg)
- Kalori (96 kkal)
- Kalsium (20 mg)
- Kolesterol (44 mg)
- Lemak (1,7 gr)
- Protein (19 gr)
- Zat besi (2 mg)
Kingdom | : Animalia |
Kelas | : Actinopterygii |
Ordo | : Perciformes |
Subordo | : Percoidei |
Superfamili | : Percoidea |
Famili | : Bramidae (Bonaparte, 1831) |
Genera | : Brama Eumegistus Pteraclis Pterycombus Taractes Taractichthys Xenobrama |
2. Ikan Bandeng
Ikan konsumsi air payau, Bandeng - google img |
Ikan Bandeng atau banyak disebut juga Chanos chanos adalah satu-satunya spesies ikan dari keluarga Chanidae yang masih ada hingga saat ini. Ikan pangan yang populer di Asia Tenggara ini berasal dari perairan sekitar Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Ikan bandeng yang baru menetas akan hidup di laut selama 2–3 minggu, setelah itu berpindah ke kawasan perairan payau. Setelah dewasa ikan tersebut akan kembali ke laut untuk berkembang biak. Dipasaran ikan bandeng dijual dengan ukuran 20 hingga 30 cm. Selain dijual berbentuk ikan segar dan beku, ikan bandeng juga dijual berbentuk ikan pindang atau telah di asap. Kandungan yang terdapat pada ikan bandeng (per 100 gram) adalah:
- Energi (129 kkal)
- Fosfor (150 mg)
- Kalsium (20 mg)
- Lemak (4,8 gr)
- Protein (20 gr)
- Vitamin A (150 IU)
- Vitamin B1 (0,05 mg)
- Zat Besi (2 mg)
Kingdom | Animalia |
---|---|
Kelas | Actinopterygii |
Ordo | Gonorynchiformes |
Famili | Chanidae |
Genera | Chanos |
Spesies | C. chanos |
Binominal | Chanos chanos (Forsskål, 1775) |
3. Ikan Belanak
Ikan konsumsi air payau, Belanak - google img |
Ikan Belanak atau disebut juga dalam bahasa Inggris dengan nama Blue-spot mullet atau Blue-tail mullet adalah salah satu spesies ikan laut tropis dan subtropis, namun tidak sedikit juga dapat dijumpai di air payau. Ikan yang bentuk tubuhnya memanjang cenderung gepeng dan langsing ini berasal dari kawasan Pasifik seperti Fiji, Samoa, New Caledonia serta Australia dan sebagian wilayah Asia seperti Indonesia, India, Filipina, Malaysia dan Srilangka. Kandungan ikan belanak (berukuran panjang sekitar 12 cm) antara lain:
- Abu (sekitar 2%)
- Air (sekitar 76%)
- Asam lemak (sekitar 3%)
- Asam lemak bebas (sekitar 1,45%)
- Karbohidrat (0,39%)
- Lemak (sekitar 3%)
- Protein (sekitar 18%)
Kingdom | Animalia |
---|---|
Filum | Chordata |
Kelas | Actinopterygii |
Ordo | Mugiliformes |
Famili | Mugilidae |
Genus | Moolgarda |
Spesies | M. seheli |
Nama Binominal | Moolgarda seheli (Forsskål, 1775) |
4. Ikan Kakap Putih
Ikan konsumsi air payau, Kakap putih - google img |
Ikan Kakap Putih, di Internasional dipanggil dengan nama Barramundi atau Sea bass adalah salah satu Jenis ikan ini tersebar luas di wilayah Hindia-Pasifik Barat mulai dari Asia Tenggara hingga Papua Nugini dan Australia Utara. Ikan yang panjangnya dapat mencapai hingga 18 meter ini menghuni perairan dalam rentang suhu 26−30 °C. Selain menyukai dasaran laut, kakap putih juga sering dijumpai di muara-muara atau air payau. Para pemancing kerap menjadikan ikan ini sebagai target buruannya. Dalam 100 gram ikan kakap terdapat kandungan sebagai berikut:
- Energi (92 kilokalori)
- Fosfor(200 mg)
- Kalsium(20 mg)
- Lemak (0,7 gram)
- Protein (20 gram)
- Vitamin A (30 IU)
- Vitamin B1(0,05 mg)
- Zat besi(1 mg)
Kingdom | Animalia |
---|---|
Filum | Chordata |
Kelas | Actinopterygii |
Ordo | Perciformes |
Famili | Latidae |
Genus | Lates |
Spesies | L. calcarifer |
Nama Binominal | Lates calcarifer (Bloch, 1790) |
Sinonim | Holocentrus calcarifer (Bloch, 1790) Coius vacti (F. Hamilton, 1822) Pseudolates cavifrons (Alleyne & W. J. Macleay, 1877) Lates darwiniensis (W. J. Macleay, 1878) |
5. Ikan Kerapu Macan
Ikan konsumsi air payau, Kerapu macan - google img |
Ikan Kerapu Macan atau The tiger grouper adalah sejenis kerapu yang menghuni perairan Indo-Pasifik. Di Indonesia kerapu macan merupakan ikan tangkap yang populer. Namun saat ini ikan yang bisa tumbuh hingga panjang 2 meter ini berstatus terancam punah akibat rusaknya habitat. Ikan Kerapu Macan dapat hidup dalam waktu lama dibandingkan ikan lainnya, yaitu hingga sekitar 40 tahun. Makanan predator penyergap ini adalah ikan kecil, krustasea, dan cephalopoda. Berikut yang terkandung dalam ikan kerapu macan dalam 100 gram-nya:
- Energi (168 kkal)
- Fosfor (343 mg)
- Kalsium (320 mg)
- Karbohidrat (4,5 gr)
- Lemak (1,2 gr)
- Protein (32,4 gr)
- Vitamin B1 (0,01 mg)
- Zat besi (6 mg)
Klasifikasi ilmiah ikan kerapu macan:
Kingdom | Animalia |
---|---|
Filum | Chordata |
Kelas | Actinopterygii |
Ordo | Perciformes |
Famili | Serranidae |
Genus | Epinephelus |
Spesies | E. fuscoguttatus |
Nama Binominal | Epinephelus fuscoguttatus (Forsskål, 1775) |
6. Ikan Kerapu Muara
Ikan konsumsi air payau, Kerapu Muara - google img |
Ikan Kerapu Muara The orange-spotted grouper adalah ikan kerapu yang menghuni perairan Indo-Pasifik dan Laut Merah. Salah satu spesies ikan yang terancam punah ini hidup nyaman diperairan dekat pantai seperti hutan mangrove (hutan bakau), laut dangkal, terumbu karang, muara/estuarium, pantai pasang surut dan laguna berair asin, termasuk air payau. Berikut yang terkandung dalam tiap 100 gr ikan kerapu muara:
- Energi (168 kkal)
- Fosfor (343 mg)
- Kalsium (320 mg)
- Karbohidrat (4,5 gr)
- Lemak (1,2 gr)
- Protein (32,4 gr)
- Vitamin B1 (0,01 mg)
- Zat besi (6 mg)
Kingdom | Animalia |
---|---|
Filum | Chordata |
Kelas | Actinopterygii |
Ordo | Perciformes |
Famili | Serranidae |
Genus | Epinephelus |
Spesies | E. coioides |
Nama Binominal | Epinephelus coioides (Hamilton, 1822) |
7. Nila Salin
Ikan konsumsi air payaau, Nila salin - google img |
Ikan Nila Salin atau lebih dikenal dengan nama Nila Srikandi adalah strain ikan nila unggul hasil persilangan antara ikan nila hitam nirwana betina dan ikan nila biru jantan. Adalah para peneliti Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) yang berhasil membuat ikan ini tahan dan kini banyak di budidayakan di air payau. Kelebihan dari hasil rekayasa ini antara lain, toleran salinitas tinggi, pertumbuhan cepat, rasa lebih enak, serta dapat dipolikultur dengan vanamei dan penghematan pakan pada proses budidaya jenis ikan nila tersebut. Kandungan nutrisi yang terdapat pada ikan nila antara lain:
- Fosfor (204.00 mg)
- Kalium (380 mg)
- Kalori (128 kcal)
- Kolesterol (57 mg)
- Lemak jenuh (1 mg)
- Lemak tak jenuh (2 mg)
- Niacin (4.74 mg)
- Protein (26 mg)
- Selenium (54.40 mcg)
- Total lemak (3 mg)
- Vitamin B12 (1.86 mcg)
Kingdom | Animalia |
---|---|
Filum | Chordata |
Kelas | Osteichtyes |
Ordo | Perciformes |
Famili | Cichlidae |
Genus | Oreochromis |
Spesies | Oreochromis niloticus |
Nama binomial | Oreochromis niloticus (Linnaeus, 1758) |
8. Ikan Mujair
Ikan konsumsi air payau, Mujair - google img |
Ikan Mujair atau Mozambique tilapia adalah salah satu spesies ikan air tawar toleran terhadap air payau yang berasal dari kawasan Afrika. Adalah Pak Mujair yang pertama kali menemukan ikan ini di perairan Indonesia pada tahun 1939, di muara Sungai Serang pantai selatan Blitar, Jawa Timur. Ikan ini memiliki toleransi yang besar terhadap kadar garam atau salinitas, sehingga memungkinkan hidup di air payau. Meskipun memiliki kecepatan pertumbuhan yang sangat baik pada usia muda, namun ketika dewasa kecepatannya tersebut akan menurun. Panjang tubuh maksimal dari ikan yang mirip dengan ikan nila ini sekitar 40 cm. Berikut kandungan penting pada ikan mujair:
- Energi (89 kkal)
- Fosfor (209 mg)
- Kalsium (96 mg)
- Lemak (1 gr)
- Protein (18,7 gr)
- Vitamin (20 IU)
- Vitamin B1 (0,03 mg)
- Zat Besi(1,5 mg)
Kingdom | Animalia |
---|---|
Filum | Chordata |
Kelas | Actinopterygii |
Ordo | Perciformes |
Famili | Cichlidae |
Genus | Oreochromis |
Spesies | O. mossambicus |
Nama binomial | Oreochromis mossambicus (W. Peters, 1852) |
9. Ikan Patin
Ikan konsumsi air payau, Patin - google img |
Ikan Patin atau Pangasius adalah suatu genus pada ikan yang memiliki sekitar 22 macam spesies dengan berbagai varian ukuran. Spesies ikan patin terbesar bisa mencapai panjang 2 meter, namun umumnya di pasaran ikan ini di jual pada ukuran sekitar 20 hingga 50 cm. Berikut 22 spesies ikan patin (Genus Pangasius):
- Pangasius bocourti (Sauvage, 1880)
- Pangasius conchophilus (Roberts & Vidthayanon, 1991)
- Pangasius djambal (Bleeker, 1846)
- Pangasius elongatus (Pouyaud, Gustiano & Teugels, 2002)
- Pangasius humeralis (Roberts, 1989)
- Pangasius kinabatanganensis (Roberts & Vidthayanon, 1991)
- Pangasius krempfi (Fang & Chaux, 1949)
- Pangasius kunyit (Pouyaud, Teugels & Legendre, 1999)
- Pangasius larnaudii (Bocourt, 1866)
- Pangasius lithostoma (Roberts, 1989)
- Pangasius macronema (Bleeker, 1851)
- Pangasius mahakamensis (Pouyaud, Gustiano & Teugels, 2002)
- Pangasius mekongensis (Gustiano, Teugels & Pouyaud, 2003)
- Pangasius myanmar (Roberts & Vidthayanon, 1991)
- Pangasius nasutus (Bleeker, 1863)
- Pangasius nieuwenhuisii (Popta, 1904)
- Pangasius pangasius (Hamilton, 1822)
- Pangasius polyuranodon (Bleeker, 1852)
- Pangasius rheophilus (Pouyaud & Teugels, 2000)
- Pangasius sabahensis (Gustiano, Teugels & Pouyaud, 2003)
- Pangasius sanitwongsei (Smith, 1931)
- Pangasius silasi (Dwivedi et al., 2017)
- DHA sekitar 4,74 %
- EPA sekitar 0,31 %
- Kolesterol 21-39 mg / 100 gram
- Lemak antara 2,55% hingga 3,42%
- Lemak tak jenuh sekitar 50%
Kingdom | Animalia |
---|---|
Phylum | Chordata |
Class | Actinopterygii |
Order | Siluriformes |
Family | Pangasiida |
Genus | Pangasius (Valenciennes, 1840) |
10. Ikan Sidat
Ikan konsumsi air payau, Sidat - canalrivertrust img |
Ikan Sidat atau belut adalah suatu kelompok ikan (ordo Anguilliformes) yang memiliki tubuh menyerupai ular. Di dalam ordo Anguilliformes terdapat 19 famili, 110 genera, dan 400 macam spesies. Selain hidup di air tawar dan air payau, sebagian besar spesies ini menghuni lautan. Di Indonesia umumnya disebut belut untuk spesies yang berukuran kecil, sementara nama sidat lebih kepada spesies yang memiliki ukuran besar. Beberapa spesies dapat tumbuh hingga lebih dari satu meter dan spesies Anguilla anguilla atau European eel dapat hidup hingga sekitar 88 tahun. Berikut kandungan nutrisi pada ikan sidat:
- Kalsium (22.11 mg)
- Tembaga (0.02 mg)
- Zat besi (0.54 mg)
- Magnesium (22.11 mg)
- Fosfor (235.59 mg)
- Kalium (296.83 mg)
- Selenium (7.06 mg)
- Sodium (55 mg)
- Zinc (1.77 mg)
- Vitamin A (3,220.84 IU)
- Vitamin B1 (0.16 mg)
- Vitamin B2 (0.04 mg)
- Vitamin B3 (3.82 mg)
- Vitamin B5 (0.24 mg)
- Vitamin B6 (0.07 mg)
- Vitamin B12 (2.46 μg)
- Vitamin C (1.53 mg)
- Folat (14.46 μg)
Kingdom | Animalia |
---|---|
Phylum | Chordata |
Class | Actinopterygii |
Superorder | Elopomorpha |
Order | Anguilliformes (L. S. Berg, 1943) |
Suborders | Anguilloidei Congroidei Nemichthyoidei Synaphobranchoidei |